Selasa, 20 Oktober 2015

Psikologi pendidikan

LOG IN SIGN UP BAB I PENDAHULUAN UPLOADED BY Suwandi Muhamad Proses Perkembangan Dan Hubungannya Dengan Proses Belajar 11 Proses perkembangan fungsi-fungsi organ jasmaniah tidak terjadi tanpa diiringi dengan proses perkembangan fungsi-fungsi rohaniah. Dengan demikian suatu tahapan perkembangan tidak terlepas dari tahapan perkembangan lainnya. f. Hukum tempo perkembangan Lambat atau cepatnya proses perkembangan seseorang tidak sama dengan orang lain. Dengan kata lain, setiap orang memiliki tempo perkembangan masing-masing. Tempo-tempo perkembangan manusia umunya terbagi dalam kategori : cepat, sedang, dan lambat. Tempo perkembangan yang terlalu cepat atau terlalu lambat biasanya menunjukkan kelainan yang relative sangat jarang terjadi. g. Hukum irama perkembangan Disamping ada tempo, didalam perkembangan juga dikenal adanya irama atau naik-turunnya proses perkembangan. Artinya, perkembangan manusia itu tidak tetap, terkadang naik terkadang turun. Pada suatu saat seorang anak mengalami perkembangan yang tenang, sedangkan pada saat lain ia mengalami perkembangan yang menggoncangkan. Lambat atau cepatnya proses perkembangan seseorang tidak sama dengan orang lain. Secara prinsip setiap anak akan mencapai tingkat perkembangan yang sama, hanya waktu pencapaiannya saja yang berbeda. h. Hukum rekapitulasi Hukum ini berasal dari teori rekapitulasi (recapitulation theory) yang berisi doktrin yang mengatakan bahwa perkembangan proses perkembangan individu manusia adalah Proses Perkembangan Dan Hubungannya Dengan Proses Belajar 12 sebuah mikrokosmik (dunia kehidupan kecil) yang mencerminkan evolusi kehidupan jenis makhluk hidup dari tingkat yang paling sederhana ke tingkat yang paling kompleks. Ada dua aspek yang digambarkan oleh teori ini, yakni aspek psikis dan aspek fisik (reber, 1988). Hukum ini berasal dari teori rekapitulasi yang berisi dokrin yang menyatakan bahwa proses perkembangan individu manusia adalah sebuah mikrokosmik yang mencerminkan evolusi kehidupan jenis makhluk hidup dari tingkat yang paling sederhana ke tingkat paling kompleks. D. Perkembangan psiko fisik pada siswa Macam- macam perkembangan psiko-fisik siswa : 1. Perkembangan motor (motor development), yakni proses perkembangan yang progresif dan berhubungan dengan perolehan aneka ragam keterampilan fisik anak (motor skills). Perkembangan fisik ditunjukkan dengan adanya perubahan kuatitatif pada struktur tulang – belulang, indeks tinggi dan berat badan. Tulang – belulang pada masa bayi berjumlah 27 yang masih lentur, berpori dan persambungannya longgar ; pada awal masa remaja menjadi 350 ( proses diferensiasi fungsi) dan pada masa usia menjelang dewasa menjadi 200 integrasi, persenyawaan dan pergeseran ( crow & crow 1956 : 36 ); berat badan tinggi badan pada waktu lahir umumnya sekitar 3 – 4 kg dan 0 – 60 cm, masa kanak-kanak sekitar 12 – 1 kg dan 90 – 120 cm, pada awal masa remaja sekitar 30 – 40 kg dan 140 – 160 cm, selanjutnya kepesatan berubahan berkurang, bahkan menjadi mapan. 2. Perkembangan kognitif (cognitive development), yakni perkembangan fungsi intelektual atau proses perkembangan kemampuan atau kecerdasan otak anak. Proses Perkembangan Dan Hubungannya Dengan Proses Belajar 13 3. Perkembangan sosial dan moral (social and moral development), yakni proses perkambangan mental yang berhubungan dengan perubahan-perubahan cara anak dalam berkomunikasi dengan obyek atau orang lain, baik sebagai individu maupun sebagi kelompok. 4. Perkembangan bahasa siswa Kemampuan berbahasalah yang membedakan manusia dengan hewan. Dengan bahasanyalah manusia. Mengkodifikasikan, mencatat, dan menyimpan berbagai hasil pengalaman pengamatan (observasi) – nya berupa kesan dan tanggapan (persepsi), informasi, fakta, dan data, konsep atau pengertian (concept and ideas), dalil atau kaidah atau hokum (principles) sampai kepada bentuk ilmu pengetahuan. Mentransformasikan dan mengolah bervagai bentuk informasu tersebut diatas melalui proses berfikir dan dengan mempergunakan kaidah-kaidah logika. Mengkoordinasikan dan mengekspresikan cita-cita, sikap, penilaian dan penghayatan. Mengkomunikasikan (menyimpan dan menerima) berbagi informasi, buah pikiran, opini, sikap, penilaian, aspirasi, kehendak, dan rencana kepada orang lain. E. Perkembangan kognitif Istilah “cognitive” berasal dari cognition yang padanannya knowing, berarti mengetahui. Dalam arti luas, ialah perolehan, penataan dan penggunaan pengetahuan. Dalam perkembangan selanjutnya, istilah kognitif menjadi populer, sebagai salah satu wilayah atau ranah psikologis manusia yang meliputi tingkah laku mental yang berhubungan dengan pemahaman, pertimbangan, pengolahan informasi, pemecahan masalah, kesengajaan,dan keyakinan. Sebagian besar psikolog terutama kognitivis beryakinan bahwa proses perkembangan kognitif manusia mulai berlangsung sejak ia baru lahir.bekal dan modal dasar perkembangan Proses Perkembangan Dan Hubungannya Dengan Proses Belajar 14 manusia, yakni kapasitas mator dan kapasitas sensori ternyata sampai batas tertentu, juga dipengaruhi oleh ranah kognitif. Menurut ahli psikologis kognitif, pendayagunaan kapasitas ranah kognitif manusia sudah mulai berjalan sejak manusia itu mulai mendayagunakan kapasitas motor dan sensorinya. Seorang pakar terkemuka dalam disiplin psikologi kognitif dan psikologi anak , jean piaget mengklasifisikanperkembangan kognitif anak menjadi empat tahapan :  Tahap sensori-motor yakni perkembangan ranah kognitif yang terjadi pada usia 0-2 tahun  Tahap pre-operational, yakni perkembangan ranah kognitif yang terjadi pada usia 2-7 tahun  Tahap concrete-operational, yang terjadi pada usia 7-11 tahun  Tahap formal-operational, yang terjadi pada usia 11-15 tahun 1. Tahap sensori motor Selama perkembangan dalam periode sensori motor yang berlangsung dari anak lahir sampai usia 2 tahun, inteligensi yang dimiliki anak tersebut masih berbentuk primitif dalam arti masih didasarkan pada prilaku terbuka. Inteligensi sensori motor dipandang sebagai inteligensi praktis yang berfaidah bagi anak yang berusia 0-2 tahun untuk belajar berbuat terhadap lingkungannya sebelum ia mampu berfikir mengenai hal yang sedang ia perbuat. Anak pada periode ini belajar cara mengikuti dunia kebendaan secara praktis dan belajar menimbulkan efek tertentu dalam memahami hal yang sedang ia perbuat kecuali hanya mencari cara melakukan perbuatan. Ketika bayi berinteraksi dengan lingkungannya, ia akan mengasimilasikan skema sensori motor sekedemikian rupa dengan mengarahkan kemampuan akomodasi yang ia miliki hingga mencapai ekulibrium yang memuaskan kebutuhannya. Proses asamilasi dan akomodasi dalam mencapai ekulibrium seperti diatas selalu dilakukan bayi, baik ketika ia hendak memenuhi dorongan Proses Perkembangan Dan Hubungannya Dengan Proses Belajar 15 lapar dan dahaganya maupun ketika bermain dengan benda-benda mainan yang ada disekitarnya. 2. Tahap pra-operasional Periode perkembangan kognitif pra-operasional terjadi pada diri anak ketika berumur 2 sampai 7 tahun. Perkembangan ini bermula pada saat anak telah memiliki penguasaan sempurna menjadi object permanen. Artinya, anak tersebut sudah memiliki kesadaran akan tetap “eksisnya” suatu benda yang harus ada atau biasa ada, walaupun benda tersebut sudah ia tinggalkan, atau sudah tak dilihat dan tak didengar lagi. Jadi eksistensi dari benda tersebut berbeda dengan periode sensori motor, tidak lagi bergantung dengan pengamatannya belaka. Perolehan kemampuan berupa kesadaran terhadap eksistensi object permanen (ketetapan adanya benda) adalah hasil dari munculnya kapasitas kognitif baru yang disebut representation atau mental representation (gambaran mental). Secara singkat representasi adalah sesuatu yang mewakili atau menjadi symbol atau wujud sesuatu yang lainnya. Representasi mental merupakan bagian penting dari skema kognitif yang memungkinkan anak berfikir dan menyimpulkan eksistensi sebuah benda atau kejadian tertentu walaupun benda atau kejadian itu berada diluar pandangan, pendengaran, atau jangkauan tangannya. Representasi mental juga memungkinkan anak untuk mengembangkan deferred-imitation (peniruan yang tertunda) yakni kapasitas meniri prilaku orang lain yang sebelumnya pernah ia lihat untuk merespon lingkungan. Seiring dengan munculnya kapasitas deferred-imitation, muncul pula gejala insight-learning, yaitu gejala belajar berdasarkan tilikan akal. Dalam hal ini, anak mampu melihat situasi problematic, yakni memahami bahwa sebuah keadaan mengandung masalah, lalu berfikir sesaat. Proses Perkembangan Dan Hubungannya Dengan Proses Belajar 16 Dalam periode perkembangan pra-operasional, disamping di perolehnya kapasitas-kapasitas seperti tersebut di atas, yang juga sangat penting ialah di perolehnya kemampuan berbahasa. 1[2]dalam periode ini anak mulai mampu menggunakan kata-kata yang benar dan mampu pula mengekpresikan kalimat-kalimat pendek tetapi efektif. Hal lain yang sehubungan dengan penggunaan skema kognitif anak yang masih terbatas itu ialah bahwa pengamatan dan pemahaman anak terhadap situasi linkungan yang ia tanggapi sangat di pengaruhi oleh watak egocentrism (egosentrisme). Maksudnya anak tersebut belum bisa memahami pandangan- pandangan orang lain yang berbeda dengan pandangan sendiri. Gejala egosentrisme ini di sebabkan oleh masih terbatasnya conservation (konservasi/pengekalan) yaitu operasi kognitif yang berhubungan dengan pemahaman anak terhadap aspek dan dimensi kuantitatif materi lingkungan yang ia respons. Sebagai catatan akhir untuk uraian periode pra-operasional ini, patut penyusun tegaskan bahwa kemampuan-kemampuan skema kognitif anak dalam rentang usia 2-7 tahun memang masih sangat terbatas. Namun, demikian, secara kualitatif,fenomena prilaku-prilaku ranah cipta, seperti yang penyusun paparkan di atas, jelas sudah sangat berbeda dengan kemampuan intelegansi sensori motor yang dimiliki anak ketika berusia 0-2 tahun. 3. Tahap konkret-operasional Dalam inteligensi operasional anak yang sedang berada pada tahap konkret-operasional terdapat system operasi kognitif yang meliputi : conservation, addition of classes, multiplication of classes. GET PDF Job BoardAboutPressBlogPeopleTermsPrivacyCopyright We're Hiring! Help Center Find new research papers in:PhysicsChemistryBiologyHealth SciencesEcologyEarth SciencesCognitive ScienceMathematicsComputer ScienceEngineering Academia © 2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar